Monday, April 17, 2017

MANUSIA bukan Manusia


     Sudah lama rasanya sejak terakhir penulis menulis sebuah artikel opini seperti ini. Namun, entah mungkin sedang menganggur atau mau berusaha berbagi hal-hal yang diperoleh dari perenungan kehidupan akan hal-hal yang telah dialami. Ya, penulis memang adalah seorang yang mencintai spritualitas dan pengelolaan diri. Sudah lama berkecimpung di dunia meditasi. Semoga tulisan ini bisa memberikan faedah yang bermanfaat bagi semua pembacanya.

     Manusia? Apakah arti sebenarnya dari kata-kata itu? Tentu semua orang pasti sangat tahu apa, siapa, bagaimana manusia itu. Namun, seiring perjalanan waktu, makna manusia pun berbeda-beda. Tentu hal tersebut sah-sah saja. Pastinya, manusia itu kompleks dan holistik. Banyak sekali misteri di dalam nya. Bahkan, menurut penulis, ribuan penelitian maupun ilmu seperti psikologi, belum mampu menguak misteri mengenai manusia seutuhnya.

     Misteri mngenai manusia merupakan misteri sepanjang masa. Ilmu agama, psikologi mermerisme dan bidang ilmu lainnya terus meneliti mengenai manusia. Namun, pada tulisan ini, penulis ingin memberikan sudut pandang lain. Manusia, seringkali hanya menunjuk pada makhluk hidup yang bisa berbicara, berpikir, dan memiliki akal budi. Namun, apakah manusia hanya sebatas itu? Tentu pendapat setiap orang akan berbeda. Penulis ingin menunjuk sisi lain dari manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Hal pertama adaah mengenai hati nurani. Dalam istilah psikologi, hati nurani seringkali dikaitkan dengan super ego atau norma-norma yang berlaku. Hal ini tidak dimiliki makhluk hidup lainnya. Perasaan memahami mana yang benar dan mana yang salah merupakan sensor terbaik bagi manusia yang sebenarnya merupakan landasan bagi manusia untuk berpikir dan bertingkahlaku. Namun, kerapkali, hati nurani menjadi hal yang terabaikan dan kurang dilestarikan.

     Selain hati nurani, manusia memiliki kemampuan untuk memahami. Memahami segala sesuatu hal. Di dalam memahami sesuatu akan muncul pemahaman. Di dalam pemahaman akan muncul kesadaran. Oleh sebab itu sebagai manusia yang utuh, manusia membutuhkan keseimbangan akan pemahaman dan hati nurani. Keseimbangan dari kedua variable tersebut membuat manusia menjadi MANUSIA.

     Beberapa ahli spiritual berkata bahwa manusia dapat mencapai pencerahan sempurna dan berada di dalam kebersatuan dengan sang Ilahi. Meskipun terdengar mengawang-awang. Sebenarnya hal ini menjadi masuk akal apabila hati nurani dan pemahaman memperoleh keseimbangan dari satu level menuju level yang lainnya. Maka, ketika aspek-aspek tersebut semakin baik dan kuat, manusia akan mampu memahami menganai misteri Ilahi dan menemukan kebesaran Yang Ilahi. Alangkah luar biasanya! Bayangkan! MANUSIA bisa merasakan kerinduan akan Tuhan yang terobati, bagaikan sungai yang menemukan samudera, di sana manusia tak terputus dengan sumbernya, ia menjadi MANUSIA.

     Tentu hal semacam ini tidak semudah itu untuk dialami. Namun, dengan pelatihan benar dan keyakinan, maka semua hal itu SANGATLAH MUNGKIN!

No comments:

Post a Comment