Tempo adalah
ketukan yang mengatur kecepatan suatu hal, misalnya gerakan dan musik. Di dalam
musik, tempo digunakan untuk menentukan suasana yang diharapkan suatu lagu.
Misalnya, lagu sedih biasanya menggunakan tempo yang lambat, sedangkan lagu
yang riang menggunakan tempo agak cepat.
Di dalam musik,
tempo diukur dengan ukuran BPM atau beats per minute. Misalnya 60 BPM
berarti ada 60 ketukan dalam 1 menit dan seterusnya. Sedangkan tempo sedang itu
dianggap sama seperti ketika tempo manusia berjalan santai. Sehingga tempo
sedang disebut dengan istilah Andante
(berasal dari kata Andare yang
artinya berjalan kaki).
Namun tempo di
dalam musik, sebenarnya bukan semata-mata hanya berbicara mengenai musik.
Namun, tempo sebenarnya berbicara mengenai beberapa sisi kemanusiaan manusia.
Contohnya adalah kesabaran. Di dalam tempo mengandung nilai kesabaran. Ketika
seorang pemusik bermain dengan tempo tertentu, ia harus menyelaraskan semua
permainannya dengan tempo tersebut. Ia tidak boleh bermain lebih cepat dari
tempo yang ditentukan dan harus sesuai dengan bunyi metronome (alat yang
membunyikan, mengatur dan mengukur tempo). Artinya, tempo dalam musik juga
berbicara tentang kedisiplinan karena kondisi tersebut sebenarnya sama dengan
kondisi di kehidupan kita. Menaati lampu lalu lintas misalnya. Bila warna pada
lampu lalu-lintas belum menjadi hijau, maka pengendara belum boleh melewati
nya. Namun sebaliknya, bila seseorang pemusik bermain lebih lambat atau lebih
cepat dari tempo yang ditentukan, artinya sama dengan ketidakdisiplinan. Dalam
kondisi nyata, berarti pengendara tersebut mungkin malah berhenti ketika lampu
lalu lintas berwarna hijau atau malah melintas ketika lampu lalu lintas
berwarna merah.
Tempo berbicara
mengenai kestabilan. Ketika pemusik memainkan lagu tertentu, biasanya tempo
lagu yang dimainkan sifatnya stabil. Hal tersebut sebenarnya menyangkut nilai
kemanusiaan juga. Misalnya, di dalam mengendara, seseorang dengan tempo stabil
akan berkendara dengan tempo yang stabil, tidak berkebut-kebutan dijalan raya.
Tempo berbicara
mengenai nilai “pada waktunya.” Di dalam kehidupan tempo mengajarkan kita untuk
melakukan sesuatu pada waktunya. Tidak mendahului sesuatu yang belum waktunya.
Misalnya, makan meskipun belum lapar atau makan sebelum waktunya istirahat.
Alam semesta
memiliki tempo nya sendiri. Ada saatnya
kita lapar di waktu tertentu meskipun kita tidak mau menjadi lapar, ada saatnya
kita mengantuk meskipun kita ingin terus tersadar. Ada saatnya kita menjadi
kenyang meskipun keinginan untuk makan masih ada.
Mengerti tempo
alam semesta tidaklah mudah. Namun, satu hal yang pasti, tempo alam semesta
pasti memberikan kebahagiaan bagi umat manusia, meskipun di dalam prosesnya
terjadi penderitaan. Misalnya seseorang yang telah bekerja dengan sangat keras
tidak juga memperoleh keberhasilan. Artinya menurut tempo alam semesta belum
saatnya diberikan keberhasilan, namun setelah kerja keras itu terus dilakukan
akhirnya membuahkan hasil. Berarti menurut alam semesta itu adalah tempo yang
terbaik. Maka pemahaman mengenai tempo yang baik membuat kita lebih menyerahkan
diri kepada sang semesta untuk bertindak karena alam semesta mengetahui tempo
terbaik di dalam kehidupan kita.
Oleh sebab itu,
belajar bermusik sebenarnya tidak selalu tentang menjadi musisi. Belajar musik
memiliki nilai yang lebih dalam dari sekedar musik. Bermusik mengajari kita
untuk menjadi manusia yang lebih utuh dengan semua kandungan nilai-nilai
kemanusiaan di dalamnya. Melatih tempo dalam bermusik juga artinya bukan sekedar
melatih tempo, melainkan melatih diri menjadi manusia yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment