Thursday, November 2, 2017

Tempo


     Tempo adalah ketukan yang mengatur kecepatan suatu hal, misalnya gerakan dan musik. Di dalam musik, tempo digunakan untuk menentukan suasana yang diharapkan suatu lagu. Misalnya, lagu sedih biasanya menggunakan tempo yang lambat, sedangkan lagu yang riang menggunakan tempo agak cepat.

     Di dalam musik, tempo  diukur dengan ukuran BPM atau beats per minute. Misalnya 60 BPM berarti ada 60 ketukan dalam 1 menit dan seterusnya. Sedangkan tempo sedang itu dianggap sama seperti ketika tempo manusia berjalan santai. Sehingga tempo sedang disebut dengan istilah Andante (berasal dari kata Andare yang artinya berjalan kaki).

     Namun tempo di dalam musik, sebenarnya bukan semata-mata hanya berbicara mengenai musik. Namun, tempo sebenarnya berbicara mengenai beberapa sisi kemanusiaan manusia. Contohnya adalah kesabaran. Di dalam tempo mengandung nilai kesabaran. Ketika seorang pemusik bermain dengan tempo tertentu, ia harus menyelaraskan semua permainannya dengan tempo tersebut. Ia tidak boleh bermain lebih cepat dari tempo yang ditentukan dan harus sesuai dengan bunyi metronome (alat yang membunyikan, mengatur dan mengukur tempo). Artinya, tempo dalam musik juga berbicara tentang kedisiplinan karena kondisi tersebut sebenarnya sama dengan kondisi di kehidupan kita. Menaati lampu lalu lintas misalnya. Bila warna pada lampu lalu-lintas belum menjadi hijau, maka pengendara belum boleh melewati nya. Namun sebaliknya, bila seseorang pemusik bermain lebih lambat atau lebih cepat dari tempo yang ditentukan, artinya sama dengan ketidakdisiplinan. Dalam kondisi nyata, berarti pengendara tersebut mungkin malah berhenti ketika lampu lalu lintas berwarna hijau atau malah melintas ketika lampu lalu lintas berwarna merah.

     Tempo berbicara mengenai kestabilan. Ketika pemusik memainkan lagu tertentu, biasanya tempo lagu yang dimainkan sifatnya stabil. Hal tersebut sebenarnya menyangkut nilai kemanusiaan juga. Misalnya, di dalam mengendara, seseorang dengan tempo stabil akan berkendara dengan tempo yang stabil, tidak berkebut-kebutan dijalan raya.

     Tempo berbicara mengenai nilai “pada waktunya.” Di dalam kehidupan tempo mengajarkan kita untuk melakukan sesuatu pada waktunya. Tidak mendahului sesuatu yang belum waktunya. Misalnya, makan meskipun belum lapar atau makan sebelum waktunya istirahat.

     Alam semesta memiliki tempo nya sendiri.  Ada saatnya kita lapar di waktu tertentu meskipun kita tidak mau menjadi lapar, ada saatnya kita mengantuk meskipun kita ingin terus tersadar. Ada saatnya kita menjadi kenyang meskipun keinginan untuk makan masih ada.

     Mengerti tempo alam semesta tidaklah mudah. Namun, satu hal yang pasti, tempo alam semesta pasti memberikan kebahagiaan bagi umat manusia, meskipun di dalam prosesnya terjadi penderitaan. Misalnya seseorang yang telah bekerja dengan sangat keras tidak juga memperoleh keberhasilan. Artinya menurut tempo alam semesta belum saatnya diberikan keberhasilan, namun setelah kerja keras itu terus dilakukan akhirnya membuahkan hasil. Berarti menurut alam semesta itu adalah tempo yang terbaik. Maka pemahaman mengenai tempo yang baik membuat kita lebih menyerahkan diri kepada sang semesta untuk bertindak karena alam semesta mengetahui tempo terbaik di dalam kehidupan kita.

     Oleh sebab itu, belajar bermusik sebenarnya tidak selalu tentang menjadi musisi. Belajar musik memiliki nilai yang lebih dalam dari sekedar musik. Bermusik mengajari kita untuk menjadi manusia yang lebih utuh dengan semua kandungan nilai-nilai kemanusiaan di dalamnya. Melatih tempo dalam bermusik juga artinya bukan sekedar melatih tempo, melainkan melatih diri menjadi manusia yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment